Menyoal Covid-19 dan Dunia Usaha
(Rangkuman Live Streaming Leader Forum Beli Indonesia)
Oleh : Heppy Trenggono
Presiden IIBF dan Pemimpin Gerakan Beli Indonesia
Selasa, 31 Maret 2020
1. Covid-19 memicu terjadinya krisis ekonomi. Sementara tanpa covid-19 pun, Indonesia menghadapi ancaman terjadinya krisis ekonomi.
2. Mengapa di sejak 2017 Warren Buffet secara bertahap mulai meng-cash out aset-asetnya yang berbentuk saham dan memilih memegang uang tunai. Tahun 2019 dia pegang cash sebesar $130 miliar atau setara 1.820 triliun (kurs Rp. 14.000), meskipun agak gila tetapi tentu dia memiliki alasan yang kuat dan bisa membaca akan adanya krisis.
3. Sejak 2015, kita sudah berbicara tentang kemungkinan krisis itu. Krisis itu seperti badan kita, apakah baik-baik saja atau sedang akan sakit. Kita bisa merasakan. Berbeda dengan cara yang dilakukan oleh seorang Warren Buffet, dia memiliki intrumen yang luas, bisa melakukan riset, bisa melakukan modeling, tentu dia lebih akurat untuk memprediksi the future of economy, dia tahu ekonomi sedang mengarah kepada krisis.
4. Contoh bahwa sesuatu itu bisa diprediksi, Tim Peniliti UGM yang terdiri dari pakar permodelan matematika ini, kasus Covid-19 di Indonesia diprediksi bakal mencapai maksimum 6.174 kasus hingga Mei 2020. Apa yang kita lihat dari hari ke hari terbukti.
5. Tahun 2019 (IMF menyampaikan) bahwa pertumbuhan ekonomi (menuju pelambatan ke) 3%. China didalam negerinya mengalamai over manufacturing, kebanyakan barang dia tidak bisa buang (agregate demand melemah. red), dan itu jadi problem tersendiri (terburuk bagi China sejak 30 tahun terakhir. red). Adanya perang dagang dengan amerika menambah tekanan tersendiri. Imbas perang dagang dua raksasa ekonomi bisa kemana-mana. Artinya secara global memang dunia sedang mengarah kepada krisis.
6. Bagaimana dengan Indonesia? Indonesia punya persoalan sendiri. Defisit perdagangan besar sekali. Angka pengangguran juga luar biasa. Nilai tukar yang terus tergerus, utang dalam USD yang terus membumbung tinggi, UMKM yang berguguran. Menjadi tekanan berat bagi ekonomi Indonesia diakui atau tidak.
7. Krisis terjadi karena dipicu menurunnya daya beli.
8. Evil of the crisis itu ada dua, pertama adalah inflasi, biaya hidup semakin mahal, dan yang kedua adalah pengangguran (unemployement), low income.
9. Biaya hidup semakin mahal contohnya adalah akibat rupiah yang nilainya turun (terhadap USD tahun 2013 nilainya 12,125 ke 14.331 pada Februari 2020. Red). dan sekarang dalam beberapa hari dari 14.331 sudah menjadi 16.700. Karena pasar kita banyak dipenuhi oleh barang-barang impor, jadi biaya hidup lebih mahal.
10. Teorinya, ketika rupiah nilainya turun terhadap USD dari Rp. 14.331 ke Rp. 16.700, itu artinya turun sekitar 15 persen dalam waktu kurang dari satu bulan. Misal Rp. 100.000 sebelumnya bisa dapat 7 potong tempe, sekarang dengan nilai rupiah yang anjlok Rp. 100.000 cuma dapat 6 potong (karena kedelainya harus impor. Red). Jadi kalau dalam satu keluarga ada 7 orang awalnya masing-masing dapat satu potong sekarang ada satu orang yang tidak bisa ikut makan tempe. Atau kemungkinan lain semua dapat tempe tapi ukuran tempenya menjadi mengecil. Itu secara teori, kalau kita lihat fakta di lapangan keadaannya lebih gawat. Tempe yang biasa dijual Rp. 6.000 per potong hari ini harganya Rp. 8.000 per potong (kenaikan harga 33%. Red). Itu baru bicara tempe. Sementara kehidupan kita bergantung dengan impor.
11. Ini juga bukti biaya hidup semakin mahal bagi masyarakat, Iuran BPJS naiknya 2x lipat. Kelas 3, dari 25rb menjadi 51rb, ini kelihatanya kecil tapi menyangkut hajat hidup orang banyak yang tidak semuanya mampu dengan kenaikan tersebut.
12. Penyebab inflasi (kenaikan biaya hidup) yang tidak bisa kita lihat (secara kasat mata), misalnya negara (kebanyakan) cetak uang. Itu juga sebab inflasi. Atau ada barang-barang yang hilang dari pasar. Adanya kenaikan demand tapi tanpa di ikuti kenaikan jumlah produksi. Atau Ongkos produksi naik juga penyebab inflasi. Contoh tarif listrik naik, akibatnya cost naik, hpp naik ujung harga jual pun ikut naik.
13. Kita tidak berbicara teori. Kita lihat apa yang terjadi lapangan. Warren Buffet pakai teori. Kita pakai insting saja. Kita di latih oleh krisis 1998. Kita belajar dari situ.
14. Covid-19 telah mempercepat krisis, dan covid-19 membuat keadaan semakin buruk. Kalau krisis saja kita kita masih bisa bertemu, leluasa melakukan apapun, tetapi dengan covid-19 kita menjadi sangat terbatas pergerakannya.
15. Jadi mesti bangun kesadaran bahwa kita (saat ini) masuk dalam situasi darurat. Kita hadapi kenyataan. Kenali karakteristiknya seperti apa dan apa yang bisa kita lakukan, apa yang (bisa kita kontrol) dan apa yang diluar kontrol kita. Jadi mesti bijak dan realistis.
16. Penurunan daya beli secara massive akan mengakibatkan roda ekonomi berhenti. Itulah krisis ekonomi. Kalau tadi anda bertanya tentang UMKM ini menarik. berbicara dampak semua akan terkana dampaknya termasuk UMKM, tetapi tekanan terbesar itu lebih banyak pada Corporate. UMKM juatru lebih tahan banting, disinilah harusnya pokok pembicaraan kita hari ini.
17. Dalam membangun bisnis anda dan kompetitor anda keadaannya cuma dua, Agresif atau Survival. Nah, pemain besar biasanya dalam posisi agresif karena mereka miliki kekuatan capital, anda yang survival.
18. Dalam kondisi normal Corporate sangat agresive, contohnya Warung (UMKM) habis oleh jaringan minimarket (Corporate). Jadi kalau kita bersaing dengan mereka UMKM tidak akan pernah bisa menang.
19. Dalam krisis ekonomi mereka (corporate) keadaannya survival, nah giliran anda yang harusnya agresive.
20. Apalagi Unicorn yang tidak pernah tahu apa itu profit, kerjaannya bakar duit, saat ini mereka berada dalam kesulitan yang serius. Kalau krisis ini lebih dari 6 bulan mereka akan berguguran.
21. Sebelum kita mau ngapain kita harustahu peta. Krisis ekonomi itu apa?
22. Dalam krisis ekonomi yang dulunya beli jadi tidak bisa beli. kemudian orang-orang yang punya uang menahan untuk tidak beli karena keadaan yang tidak pasti. Ujung nya semua transaksi menurun, banyak utang tidak terbayar, PHK dimana mana, kesulitan likuiditas dimana mana.
23. Dalam kasus covid-19 ini sangat speisifik karena ada hubungan dengan penyakit. Ibarat kita siap-siap harus marathon (krisis ekonomi. red) tetapi dipaksa suruh spint (kiris Covid-19. red) dulu. Spint butuh stamina, tapi Insya Allah tidak lama, yang kita harus siap karena di depan kita ada marathon.
24. Yang bisa ambil berkah dari bisnis APD, HS, dan alkes lain akibat Covid-19 itu bagus aja, tapi jangan belanja terlalu banyak, karena covid-19 akan segera berlalu. Buat sesuai pesanan saja (terapkan just in time inventory. red).
25. Banyak yang sudah tidak ada pendapatan sejak beberapa pekan yang lalu. Ketika uang masuk tidak seperti biasanya, kita harus menyadari bahwa kita sudah masuk dalam situasi krisis, jadi jangan gunakan logika dengan situasi normal dalam mengambil tindakan di saat krisis.
Menjawab beberapa pertanyaan, Apa yang harus kita lakukan?
26. Dalam krisis persoalan utamanya liquiditas. Jadi harus dipikirkan bagaimana cara tahan napas. Pangkas pengeluaran yang bisa dilakukan. Jangan panik dan yang terpenting focus utamanya kita bisa bertahan dulu.
27. Bolehkah kita merumahkan karyawan? Banyak pertanyaan serupa. Ini statement saya “Kalian tidak layak merekrut orang yang tidak mampu kalian bayar”. Jika kemampuan terbatas bisa lakukan rasionalisasi, merumahkan orang bukan aib karena mempertahankan tanpa memberi gaji itu juga persoalan.
28. Kondisi begini kita harus rasional, tetapi hati justru harus lebih hidup. Persoalannya hari ini banyak orang yang susah, yang urusannya tentang makan atau tidak makan. Ini harus menjadi perhatian kita. Disatu sisi anda harus rasional, disisi lain anda justru harus membantu mereka. Mungkin anda bisa merumahkan sementara, dan anda penuhi kebutuhannya dengan konsep bantuan, ini lebih aman, tidak jadi utang gaji tetapi kebutuhan mereka terpenuhi. Ini kembali kepada Anda, karena memang tidak ada teorinya yang begitu.
29. Didalam situasi apapaun, ketika satu pintu tertutup selalu ada pintu lain terbuka. Ada sebuah proses yang sedang menata ulang struktur ekonomi. Pertanyaannya, siapa yang akan duduk kembali setelah penataan ulang itu? Banyak peluang dan kesempatan yang datang yang harus diambil melalui sebuah krisis.
30. Krisis ekonomi membuat rak-rak (milik produk asing. Red) di Supermarket, di warung – warung kosong. Bisakah kita melihat itu? Bisakah kita yang memenuhi rak – rak itu? Pemilik lama butuh waktu untuk mengisi, mereka sedang repot menghadapi krisis dan akibat krisis, sementara yang mau jualan dan yang mau beli maunya sekarang.
31. Bisnis property saat krisis, saatnya beli atau jual? Punya uang membuat fleksibilitas yang lebih luas. Krisis tahun 1998 banyak asset-aset strategis itu berjatuhan ketangan asing, seperti bank-bank dll. Penting asset-aset itu dikuasai oleh orang-orang kita sendiri, kalau bisa yang sekarang dimiliki asing kita beli. Atau versi kelas kecilnya juga banyak, property salah satunya. Mengapa Warren Buffet menyetok cash dalam jumlah besar, mungkin sebentar lagi dia akan banyak beli-beli.
32. Dari data ini travel paling berimbas. Apakah harus banting stir? Itu adalah tentang traffic dimesin pencarian. Turunnya travel itu bukan karena bisnisnya tidak lagi diminati tetapi itu hanya imbas dari covid-19. Bisnis travel itu bisnis masa depan, bisnis yang hebat. Kalau sekarang yang terimbas bukan hanya bisnis travel. Jadi jangan hanya melihat apa yang didepan mata, tetapi setahun, dua tahun kedepan. Sekarang saatnya lakukan konsolidasi, bertahan saja. Bertahan itu artinya tidak bangkrut atau tidak tutup. Dalam situasi krisis usaha anda tidak tutup itu anda menang.
33. Ini sudah terlanjur stock produk banyak untuk lebaran dan kondisi begini, butuh cash untuk bertahan, apa yang harus saya lakukan? Gunakan kreatifitas anda bagaimana menciptakan cash dari stock anda, ajak distributor bicara mereka karena mereka yang menjualkan produk anda, yang berhubungan dengan customer anda, jika ketemu hot button-nya semoga terpecahkan persoalan anda.
34. Contoh kreatifitas ketika krisis 1998. Ciputra memiliki banyak stock property (rumah). Untuk bertahan apa yang dia lakukan. Dia tawarkan produknya murah. Dia offer begini “Bagi anda yang belum punya rumah, ini saatnya beli, ini ada rumah harganya 1 milyar anda bisa miliki hanya dengan 500jt saja tetapi harus cash. Setelah 2 tahun uang anda kami kembalikan dan rumah tetap jadi milik anda”. Itu menjadi kisah sukses. Apakah dia tidak rugi? Ya rugi tetapi dia hidup. Dengan begitu dia jadi punya uang cash.
35. Pengusaha herbal “Kondisi hari ini justru membawa kami pada kesulitan memenuhi permintaan, Bagaimana kami bisa pertahankan ini?”. Dalam kondisi seperti saat ini ada ada dua tipe bisnis yang muncul, bisnis musiman seperti lonjakan permintaan masker, APD, HS, dll. Yang kedua adalah bisnis yang mendapat momentum. Bedanya business musiman akan hilang, dia berlalu seiring covid berlalu bahkan sebelum covid berlalu dia sudah berlalu. Bisnis yang dapat momentum akan bertumbuh. Menurut saya bisnis herbal anda dapat momentum.
36. Tantangan terbesar sebuah produk adalah masuk pertama kali ke market. Begitu masyarakat kenal produknya, dapat manfaatnya, akan jatuh cinta dan susah pindah kelain hati. Maka PR terbesarnya adalah menggunakan momentum ini seluas-luasnya, termasuk menjadikan temen-temen kita sebagai leverage.
37. Saya berharap terbentuk sebuah cross potensial antar Pengusaha Indonesia. Ada yang punya jaringan. Ada yang punya produk. Ada yang punya uang lagi mandek. Yang punya produk potensial membutuhkan modal dan jaringan pemasaran, yang punya modal membutuhkan bisnis, yang punya jaringan pemasaran membutuhkan produk potensial. Sehingga semuanya dapat memanfaatkan peluang di tengah krisis.
38. Ini baru preambul. Nanti kita akan masuk kedalam strategi-strategi saat krisis terjadi.
39. Krisis yang menimpa pribadi, perusahaan, bangsa bahkan dunia, kita mesti bisa menangkap bahwa itu adalah kehendak Allah.
40. Allah kalau mau lagi memberisihkan, itu ibarat kolam yang akan diganti air bersih terlebih dahulu dikuras, tidak cukup disitu di kosek sampai bersih,baru diisi air yang baru.
41. Saya ingin kita memaknai bahwa setiap persoalan yang kita alami, usaha yang susah, jualan produk susah, sejatinya itu mencermintan permasalahan yang dialami bangsa kita saat ini, dimana produk-produk asing itu banyak. Hampir semuanya dikuasi asing. Kita yang punya rumah tetapi kita sendiri itu tidak bermain.
42. Kita memaknai ini sebagai sebuh proses keseimbangan baru. Tetapi kita sendiri harus bisa menangkap pesan ini. Market lagi di kosongkan, lagi kosek. Mudah-mudahan air jernih itu kita yang masuk disana.
43. Sebagai leader anda jangan terfokus pada apa yang ada didepan mata, anda harus bisa berfikir 5, 10 tahun kedepan. Karena bagaimanapun juga yang namanya ekonomi itu akan bertumbuh. Semua akan kembali dengan tatan yang lebih apik dan pastikan ketika tatan apik itu ada, anda ada di dalamnya. Anda memenangkan pertempuran ini. Anda melewati krisis ini dengan kemenangan gemilang sebagaima telah di torehkan oleh Kino, Hari Sanusi, oleh Bu Nurhayati melalui Wardah-nya pada krsisis 1998.
44. Kita bersama-sama bergandengan tangan dalam membangun diri, membangun usaha, membangun keluarga, membangun agama dan bangsa dalam satu tarikan nafas.
Dirangkum oleh : Ahmad Nursodik