Jakarta, BINABANGUNBANGSA.com — Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi DKI Jakarta kembali melaksanakan Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) Angkatan II Tahun 2025, sebagai bagian dari upaya sistematis memperkuat pendidikan karakter, nasionalisme, dan jati diri bangsa di kalangan generasi muda.
Kegiatan ini diikuti oleh 100 pelajar SMA/SMK sederajat dari delapan sekolah di wilayah Jakarta. Peserta diprioritaskan dari sekolah-sekolah yang dinilai rawan tawuran, rawan narkoba, serta penerima Kartu Jakarta Pintar (KJP) — sebagai bentuk nyata inklusi sosial dalam pendidikan karakter kebangsaan.
Adapun delapan sekolah peserta antara lain:
SMK Jakarta Timur 1, SMAN 108 Jakarta Selatan, SMKN 31 Jakarta Pusat, SMK Jakarta Pusat 1, SMKN 54 Jakarta Pusat, SMAN 5 Jakarta Pusat, SMK Karya Teladan Jakarta Selatan, dan SMAN 60 Jakarta Selatan.
Prijanto: Revolusi Mental Dimulai dari Diri Sendiri

Kegiatan yang digelar secara tatap muka ini menghadirkan Mayjen TNI (Purn.) Prijanto, Wakil Gubernur DKI Jakarta (2007–2012) sekaligus tokoh nasional berintegritas tinggi.
Dalam paparannya, Prijanto menegaskan bahwa semangat Gerakan Nasional Revolusi Mental sesungguhnya telah berakar sejak masa Presiden Soekarno.
“Presiden Joko Widodo hanya menggelorakan kembali semangat ini. Gagasan revolusi mental sudah dikumandangkan Bung Karno — tujuannya membentuk manusia Indonesia yang berkarakter, berjati diri, dan bergotong royong,” ujar Prijanto.

Ia menekankan bahwa revolusi mental harus dimulai dari diri sendiri, terutama dalam membangun disiplin, sopan santun, dan rasa hormat terhadap simbol negara.
“Ketika menyanyikan lagu Indonesia Raya, berdirilah dengan sikap sempurna dan nyanyikan dengan semangat. Itu wujud cinta tanah air,” tegasnya.
Nilai Pancasila dan UUD 1945 sebagai Jati Diri Bangsa
Dalam sesi tanya jawab, para pelajar menunjukkan antusiasme tinggi. Ketika Prijanto menanyakan makna jati diri bangsa Indonesia, Tias, siswi SMKN 54 Jakarta menjawab lantang bahwa jati diri bangsa adalah nilai-nilai Pancasila yang tidak dimiliki bangsa lain.
“Jati diri bangsa Indonesia itu Pancasila, karena nilai-nilainya membedakan kita dari bangsa lain,” ujarnya, disambut tepuk tangan peserta.
Prijanto menegaskan bahwa Pancasila dan UUD 1945 bukan sekadar hafalan, melainkan panduan hidup dan identitas nasional yang harus dijaga dan dihidupi seluruh generasi muda.
Bangun SDM Unggul Menuju Indonesia Emas 2045

Prijanto juga menyoroti pentingnya membangun sumber daya manusia (SDM) unggul sebagai kunci menuju visi Indonesia Emas 2045.
“Sumber daya manusia adalah unsur paling vital dalam keberlangsungan negara. Jika SDM-nya lemah, bangsa akan mudah dikendalikan pihak lain. Karena itu, pendidikan karakter harus menjadi fondasi utama,” ungkapnya.
Salah satu peserta, Muhammad Rimba dari SMAN 108 Jakarta Selatan, turut menegaskan pandangan tersebut.
“Kalau SDM Indonesia tidak dibangun, kita akan tertinggal dan sulit bersaing di dunia internasional,” ujarnya — mendapat apresiasi langsung dari Prijanto.
Menanamkan Semangat Cinta Tanah Air dan Kesadaran Kebangsaan

Pada sesi selanjutnya, Prijanto mengajak peserta memahami kembali makna Nusantara dan sejarah kebangkitan nasional.
“Nusantara adalah warisan leluhur, terbentuk dari bangsa-bangsa asli yang kemudian menyadari dirinya satu bangsa: Indonesia,” tuturnya.
Ia mengingatkan agar generasi muda meneladani semangat Kebangkitan Nasional 1908, Sumpah Pemuda 1928, dan Proklamasi 1945, sebagai tonggak perjuangan menuju bangsa berdaulat.

“Bangkitlah seperti para pendiri bangsa yang menolak dijajah. Jangan biarkan kemerdekaan ini menjadi simbol tanpa makna,” tegasnya.
Revolusi Mental sebagai Pembinaan Karakter Bangsa
Kegiatan berlangsung penuh semangat dan keakraban. Para peserta tidak hanya mendapatkan pengetahuan, tetapi juga penguatan nilai-nilai nasionalisme, disiplin, tanggung jawab, dan kepedulian sosial.
Kesbangpol DKI Jakarta menegaskan komitmennya untuk melanjutkan program serupa ke sekolah-sekolah lain, agar semangat Gerakan Nasional Revolusi Mental benar-benar berakar di kalangan generasi muda.
“Kami ingin pelajar Jakarta tumbuh menjadi pemimpin masa depan yang berkarakter, beretika, dan berintegritas. Revolusi mental adalah gerakan perubahan menuju bangsa yang bermartabat,” tutup perwakilan Kesbangpol DKI Jakarta.
Menanamkan Kesadaran Konstitusi Sejak Dini
Di setiap sesi tanya jawab, Prijanto menantang para siswa peserta menjawab berbagai pertanyaan seputar jati diri bangsa, arti nusantara, dan sejarah nasional. Suasana berlangsung hidup dan penuh semangat.
Menariknya, bagi siswa yang berhasil menjawab dengan benar, Prijanto memberikan buku “Konstitusi Indonesia”, karya buah pikirnya sendiri tentang pembangunan konstitusional bangsa.

“Saya ingin anak-anak sejak dini memahami arti penting konstitusi — bukan hanya sebagai dokumen hukum, tetapi sebagai pedoman hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,” ujarnya.
Ia berharap buku itu menjadi bekal bagi generasi muda untuk menumbuhkan kesadaran konstitusional yang kuat.
“Semoga ketika kelak mereka menjadi mahasiswa, pengetahuan ini dapat menginspirasi hingga menjadi bahan skripsi mereka tentang pembangunan konstitusi Indonesia,” tambahnya.
Tentang Gerakan Nasional Revolusi Mental
Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) adalah kebijakan strategis pemerintah yang berlandaskan Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2016, sebagai gerakan perubahan cara berpikir, bersikap, dan bertindak bangsa Indonesia agar berkarakter kuat, berintegritas, beretos kerja tinggi, dan menjunjung semangat gotong royong. Gerakan ini menjadi upaya nasional untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari melalui sinergi lintas kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah, serta pembinaan generasi muda di bidang pendidikan dan sosial kemasyarakatan.

Penyelenggara dan dokumentasi:
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi DKI Jakarta Tahun 2025
Disclaimer Redaksi: Tulisan ini merupakan laporan kegiatan publik yang sejalan dengan visi pembangunan karakter bangsa. Redaksi binabangunbangsa.com menegaskan pentingnya keberlanjutan program revolusi mental di seluruh daerah sebagai pondasi moral menuju Indonesia Emas 2045.
Balai Bahasa Sulteng Gelar Forum Konsultasi Publik Untuk Tingkatkan Kualitas Pelayanan
Semangat Kepemudaan dan Pengabdian: Pengurus IKPMST 2025–2026 Resmi Dikukuhkan di Kota Bandung
Gerakan Nasional Revolusi Mental Tahun 2025, Prijanto: Membangun Karakter, Meneguhkan Jati Diri Bangsa