BINA BANGUN BANGSA – Desa Pakis Baru adalah salah satu Desa yang terletak di wilayah Kecamatan Nawangan, Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ternyata Desa Pakisbaru memiliki peran dalam sejarah Perjuangan kemerdekaan Bangsa Indonesia.
Patung Jenderal Besar Soedirman, setinggi 8 Meter di Monumen Jenderal Sudirman, Ds. Pakis Baru, Nawangan, Pacitan.(Kompas.com/Anggara Wikan Prasetya)
Sebelum Kemerdekaan :
Nama Pakis yang menjadi sebuah asal-usul nama desa, dari beberapa sumber lisan berasal dari nama tanaman Pakis yang banyak dijumpai diwilayah tersebut. Selain itu juga disebutkan bahwa pada masa awal terbentuknya pemerintahan, dipimpin oleh kepala desa berasal dari lingkungan Pakis yang saat ini masih terdapat wilayah kecil bernama Pakis bertempat disebelah timur monumen Jendral Soedirman.
Setelah Kemerdekaan :
Desa Pakis Baru merupakan kawasan bersejarah dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Desa ini awalnya hanya bernama Desa Pakis, salah satu desa di Kecamatan Nawangan yang merupakan desa terpencil pada masa itu. Peran penting desa Pakis dalam mempertahankan Kemerdekaan Indonesia terjadi pada tahun 1949 dalam peristiwa Perang Gerilya oleh Panglima Besar Jendral Soedirman. Dengan medan pegunungan dan terdapat lereng-lereng perbukitan, menjadikan Pakis sebagai tempat strategis untuk persembunyian sekaligus sebagai Markas perang gerilya. Salah satu rumah warga di dukuh Sobo dipilih menjadi markas kurang lebih selama tiga bulan. Setelah Indonesia berhasil mempertahankan kemerdekaan, barulah sekitar tahun 1970 an desa Pakis mendapat perhatian pemerintah melalui peran penting putra Pakis yaitu Roto Suwarno putra kepala desa Pakis. Pembangunan akses jalan dan infrastruktur serta pembangunan Mounumen Jendral Soedirman menjadikan desa Pakis sebagai desa yang berkembang dengan cepat dibanding desa lainya pada masa itu. Oleh sebab itu desa yang pada awalnya dikenal dengan sebutan Pakis, berganti menjadi Desa Pakis Baru.
Masa Kepemimpinan:
- Guno Tani (1875 s.d. 1895)
- Tasrip Karsowidjojo (1896 s.d. 1897)
- Gutul Sonowidjojo (1898 s.d. 1913)
- Darmowidjojo Hirsat (1914 s.d. 1939)
- Djaswadi Darmowidodo (1940 s.d. 1967)
- Djoko Mulyono (1968 s.d. 1998)
- Edy Susanto (1999 s.d. 2007)
- Juni Kurniawan (2007 s.d. 2013)
- Budi Setianto (2013 s.d. 2019)
- Soimin Winarto, S.I.P. (PJ. Kepala Desa 25 Juni 2019 s.d. 06 Januari 2020)
- Sugiyanto, S.Pd. (2020-2026)
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Pakis_Baru,_Nawangan,_Pacitan
Potensi Desa Pakisbaru
Selain banyaknya potensi wisata pantai dan goa, Pacitan ternyata berpeluang untuk dikembangkannya potensi desa wisata.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Pacitan, Wasi Prayitno, belum lama ini, yang di kutip dari InfoPublik.id
Menurut Wasi, setidaknya ada 11 desa diantara 166 desa di Pacitan yang potensial untuk dikembangkan menjadi Desa Wisata.
“Seperti Desa Jetak, dan Desa Ngumbul diTulakan, Desa Watu Karung Pringkuku, Desa Sendang dan Desa Sekar di Kecamatan Donorojo, Desa Gemaharjo Tegalombo, Desa Karangrejo Arjosari, Desa Wonogondo, Desa Gembuk dan Desa Mantren di Kebonagung, juga ada Desa Pakisbaru Nawangan,”jelasnya.
Menurut Wasi, beberapa desa tersebut memiliki keunggulan masing-masing yang bisa dikembangkan menjadi Desa Wisata.
“Seperti Godhek Kulon Jetak dengan pantai Pidakanya, Desa Sendang dengan pesona Ngiroboyo, Desa Gemaharjo dengan Pinus Kita, Desa Wonogondo dengan pemandangan yang luar biasa dan Kepala Desa yang semangat, Desa Mantren dengan Gunung Limo, Desa Gembuk dengan Gunung Lanang yang mistis dan fenomenal dengan hawa sejuknya, juga Desa Pakisbaru dengan Monumen Panglima Besar Jenderal Soedirman,” paparnya.
Namun demikian, kata Wasi, pengembangan potensi desa wisata tersebut harus memenuhi beberapa faktor, di antaranya semangat dari masyarakat yang (mesti) dipelopori pemuda setempat.
“Banyak yang potensial, tergantung gumregahnya masyarakat yang dipelopori pemuda setempat, potensinya banyak dan luar biasa tinggal setting masyarakat untuk punya visi sadar wisata seperti di Bali,” pungkasnya. (Mc Pacitan/Kus)